top of page

Tata Cara Sembahyang di Klenteng

Tidak seperti agama Kristen dan Islam yang beribadah pada waktu dan jam yang ditentukan dan dipimpin oleh seorang petinggi agama, ibadah di klenteng dilakukan sendiri-sendiri atau umumnya dalam kelompok keluarga, sehingga beribadah tidak terkait jam dan bisa kapan saja selama jam buka klenteng. Namun klenteng Pak Kik Bio-Lian Thian Siang Tee yang kebanyakan umatnya beragama Khong Hu Cu melakukan kebaktian tiap minggu pagi dan peserta khotbah sembahyang di klenteng tersebut setelah selesai mengikuti kebaktian.

 

Ada tata cara sembahyang yang biasa diikuti oleh penganut. Meskipun tanpa pembimbing, umat umumnya sudah mengerti cara beribadah yang benar karena diajarkan oleh orang tuanya sejak kecil. Meskipun ritual sembahyang di klenteng adalah ritual sembahyang Tao, sekarang ini penganut Buddha, Tao dan Khong Hu Cu bisa sembahyang di kelenteng, karena di kelenteng terdapat patung-patung dewa dari berbagai aliran. Mungkin ini karena agama-agama tersebut merupakan agama minoritas di Indonesia dan tidak memungkinkan untuk membangun tempat beribadah masing-masing dalam jumlah cukup, meskipun terdapat beberapa vihara untuk penganut Buddha.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Seorang penganut sembahyang di depan patung Buddha Gautama

 

 

Sembahyang memerlukan beberapa peralatan. Yang utama adalah Hio atau dupa. Selain itu ada Kim Cua atau kertas emas, lilin, dan minyak sayur. Semua peralatan ini bisa disiapkan dari rumah atau dibeli di toko di klenteng. Kertas emas atau Kim Cua biasanya dibakar setelah selesai sembahyang di tempat pembakaran yang berbentuk pagoda. Biasanya hanya berbentuk lembaran tanpa dilipat dan ada pula yang sudah dilipat membentuk teratai. Kertas ini dibakar sebagai pemberian untuk anggota keluarga yang telah meninggal. Lilin secara harafiah maupun tidak, berarti penerangan bagi yang bersembahyang. Minyak sayur digunakan untuk menambah minyak pada lampu lentera yang menjadi sumber api untuk menyalakan dupa dan kertas emas. Menuang minyak juga berarti harapan agar jalan hidupnya diterangi dan ada jalan keluar di setiap masalah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Membakar Kim Cua atau kertas emas dilakukan setelah selesai sembahyang

 

Di Sanggar Agung, ada 10 patung dewa-dewi yang memiliki tempat sembahyang masing-masing. Ada urutan sembahyang pada dewa-dewi, yang bisa diketahui dari angka yang tertera di sebelah nama masing-masing dewa-dewi. Semua dewa-dewi harus disembahyangi, apabila ada yang tidak, maka mereka bisa iri. Setiap selesai sembahyang, tiga Hio (yang melambangkan tiga alam) ditancapkan di tempat yang tersedia di depan patung dewa-dewi.

             

referensi

http://vincentspirit.blogspot.com/2011/12/cara-ibadah-di-klenteng.html

http://padmakumara.wordpress.com/2011/11/05/hio-atau-dupa-dan-maknanya/ 

 


      

© 2013 by LUNARIAN Proudly made by Wix.com

BE OUR FAN NOW!

  • Facebook Classic
  • YouTube Classic
  • w-flickr
bottom of page